Menindaklanjuti Sikap Apatis Dalam Diri Anak di Era Krisis Moral Demi Pembangunan Bangsa
Akhir-akhir ini Indonesia tengah diguncang oleh
isu-isu miring yang beredar. Mulai dari kasus kekerasan, pelecehan seksual,
pembunuhan, LGBT, dan masih banyak lagi sikap krisis moral yang abnormal.
Kecanduan gawai (gadget) adalah hal utama yang menjadi penyebab semua sikap
buruk makin mengendap dalam diri anak bangsa. Layakkah Indonesia menjadi super power dunia? Sedangkan, anak
bangsa mulai terlena oleh sikap apatis yang mulai mengerak dalam tubuh mereka
karena benda satu ini.
Sebagai
pendidik yang baik, sudah sepatutnya seorang guru mencari jalan alternatif
untuk mengatasi keakutan anak didik terhadap smartphone. Meskipun melalui jalan tikus yang kecil, pendidik dituntut
untuk membangun karakter peserta didik agar tidak menjadi anak yang apatis
(acuh tak acuh). Agar meminimalisir penggunaan gawai di sekolah secara tidak
benar, pendidik dapat memanfaatkannya sebagai media pembelajaran yang menyenangkan─hal
ini berlaku jika peraturan sekolah mengizinkan peserta didik membawa gawai ke
sekolah. Misalnya, dalam pelajaran seni peserta didik diperbolehkan menggunakan
ponsel untuk menghapal lirik lagu daerah yang semakin asing di telinga anak
bangsa.
Selain
memperlakukan ponsel, kegiatan ekstrakulikuler pun sangat memengaruhi sikap
moral yang ada pada diri anak. Sekolah wajib mengadakan program ekstrakulikuler
kepramukaan bagi peserta didik, terlebih jika mengharuskan setiap peserta didik
untuk turut mengikuti kegiatan kepramukaan. Karena dengan adanya kegiatan
kepramukaan ini peserta didik akan diajarkan berbagai macam pelatihan yang
mengandung nilai-nilai positif dan baik untuk diterapkan bagi setiap anak
bangsa yang cinta akan tanah air.
Dalam
memerangi sikap apatis, peserta didik harus memiliki sikap toleransi yang
tinggi, senang bergotong royong, dan sikap-sikap positif lainnya yang baik dalam
membentuk kepribadian.
Di sekolah, pengawasan
guru sangat penting untuk melihat sejauh mana perkembangan peserta didik.
Karena jika peserta didik mampu menyerap pelajaran dengan baik, maka dapat
dipastikan bahwa kepribadian anak dalam menyikapi setiap pelajaran sudah benar
dan berhasil. Lain halnya dengan peserta didik yang sangat sulit memahami pelajaran,
dalam diri peserta didik mungkin ada sikap yang perlu diperbaiki secara
maksimal.
Mendidik anak memang
sangat sulit, terlebih di era modern seperti saat ini. Banyak terpaan yang
datang silih berganti menguji setiap seorang guru, hanya saja zaman memang sedang
menantang. Sejauh mana pahlawan tanpa tanda jasa berhasil membangun bangsa
dengan moral dan etika?
Nama : Siti Masfufah
Nim : 2227160041
Kelas : 3C
Nama : Siti Masfufah
Nim : 2227160041
Kelas : 3C
Komentar
Posting Komentar