Pramuka Tempat Kegiatan Dalam Membentuk Perubahan Generai Muda yang Baik
Kita sangat perihatin terhadap apa yang menimpa generasi muda kita saat ini. tawuran, minum-minuman keras, penyalahgunaan narkoba, sex bebas, bahkan tidak sedikit yang terjerat tindak kriminalitas marak diberitaka di televisi dan surat kabar. Dan jika kita perhatikan masalah etika dan sopan santun generasi muda kita semakin menurun kita dapat menyaksikan di tempat-tempat umum, banyak generasi muda kita tidak risih lagi mengenakan pakaian tidak sopan, pendek dan tidak menutup aurat. Kata “gue-elu” tidak asing lagi kita dengar sekalipun berbicara dengan orang tua sendiri atau orang yang lebih tua. Makan-minum sambil berdiri atau sambil berbicara dianggap lumrah atau dilumrahkan. Padahal hal itu bertentangan dengan budaya kita ataupun norma agama.
Belum lagi kemajuan telekomunikasi menciptakan hand phone canggih telah menciptakan pula generasi muda kita sibuk dengan “HP” nya atau dunianya sendiri. Mereka cenderung tidak peduli interaksi sosial terhadap lingkungan sekitar kurang dan mengakibatkan generasi muda kita banyak yang pintar namun kepekaan sosialnya berkurang pula.
Dekadensi moral dan penanaman akhlak telah menimpa generasi muda kita saat ini, meskipun tidak semuanya. Dari kondisi tersebut jelas bahwa kita membutuhkan agen pembuka generasi muda yang tepat sebagai pioneer atau ujung tombak yang dapat merubah generasi muda kita ke arah yang lebih baik. Salah satunya adalah pramuka.
Seperti kita ketahui kepanduan atau pramuka ini sudah dikenalkan kepada kita ini sejak pendidikan sekolah dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Namun sebatas “sunah belum di wajibkan”. Padahal kita tahu nilai-nilai yang ditanamkan di kepramukaan sangat baik. Pramuka dengan Dasadarma dan Trisatya jika “diimani” dalam artian hati, perkataan, dan perbuatan selaras, sejalan, maka bukan tidak mungkin dapat menciptakan generasi muda kita yang unggul. Unggul disiplin, unggul pengetahuan, unggul iman dan takwa (imtak), serta unggul karya.
Pramuka sebagai kawah candradimuka atau tempat pelatihannya generasi muda dalam membentuk karakter yang baik hendaknya dilihat sebagai suatu proses bukan sekedar hasil untuk menjadi juara lomba yang diikutinya yang pada akhirnya bukan menjadi agen perubahan generasi muda itu sendiri namun menghalalkan segala cara. Jelas ini bertentangan dengan isi Dasadarma dan Trisatya.
Pramuka sebagai agen generasi muda harus mampu memberikan contoh dan lebih peduli lagi terhadap sesama bukan hanya terlibat pada saat terjadi korban bencana alam, membantu membantu mengurangi kemacetan pada hari raya, kerja bakti ataupun bantuan-bantuan sosial lainnya yang sering dilaksanakan. Namun sebagai agen perubahan pramuka hendaknya lebih peduli lagi terhadap generasi muda. Perbanyak kegiatan yang dapat melibatkan generasi muda, seperti bakti rehabilitasi, bakti pada karangtaruna, bakti pada remaja masjid, bakti pada panti sosial, dan anak jalanan serta pramuka peduli terhadap karya remaja.
Kegiatan-kegiatan tersebut jangan mengedepankan atribut atau pakaian kepramukaannya namun lebih dengan hati atau jiwa pramukanya. Karena masih ada generasi muda kita yang tidak terbiasa dengan kedisiplinan dan kerapihan yang tersemat atau melekat pada pramuka. Jadi harus perlahan, butuh waktu dan tidak dipaksakan.
Sebagai agen perubahan pramuka dengan semangat dan jiwa pramukanya harus mampu menjadi sahabat dan obat bagi generasi muda kita yang sedang “sakit” seperti yang telah dipaparkan di muka. Dan sudah saatnyalah pengurus pramuka mulai dari tingkat siaga sampai dengan pandega merapatkan barisan, lebih memperbanyak program kegiatannya yang dapat melibatkan pemuda sebagai agen perubhan generasi muda benar-benar terwujud. Sekali lagi tidak hanya mengedepankan atribut namun lebih ke semangat hati dan jiwa pramukanya.
Nama : Rohimatussa’diyah
NIM : 2227160071
Kelas : IIIB
Komentar
Posting Komentar